Featured Post

:●๋• Tessa Aulia •●๋:

~ sedikit catatan hidupku ~

Home Archive for Mei 2015
Ketika Topeng dan Wayang Berkolaborasi
di "International Mask & Puppets Festival 2015"


Pada dasarnya aku bukan orang yang secara khusus menyukai topeng dan wayang sih, tapi topeng dan wayang itu memang menarik :) Dua-duanya adalah warisan budaya Indonesia yang ga ternilai harganya. Buktinya aja UNESCO, lembaga yang membawahi kebudayaan dari PBB, menetapkan wayang sebagai pertunjukan bayangan boneka tersohor dari Indonesia dan memasukannya ke dalam Daftar Representatif Budaya Takbenda Warisan Manusia. Wuuiiih, keren banget kan budaya Indonesia itu?






Tanggal 22, 23, dan 24 Mei lalu di Bale Pare - Kota Baru Parahyangan, diadakan Gunungan, International Mask & Puppets Festival 2015, festival ini memberikan angin segar buat peminat kesenian topeng & wayang, dan jadi sarana juga untuk orang banyak agar makin cinta sama budaya Indonesia. Seniman-seniman topeng & wayang tumpah ruah di festival ini, dan yang lebih menariknya lagi seniman International dari negara Italia, Jerman, Belanda, Amerika Serikat, Meksiko, Ukraina, Hungaria, Belgia, dan Cina pun turut memeriahkan festival ini.
Festival ini diawali dengan Opening Ceremony yang menampilkan Gita Kinanthi, Badawang Tumaritis, Jose Rizal Manua.Kemudian Dwiki Dharmawan, Kolaborasi Wayang Golek & Kulit, Gita Kinanti kembali tampil pada malam itu dengan koreografi kontemporernya yang keren banget, dilanjutkan aksi Thomas Herfort dari Berlin bersama teman-teman kecilnya yang mempersembahkan teater boneka yang sangat menarik, dan festival hari pertama ditutup dengan penampilan Gara-gara Topeng.
Di hari kedua, festival bertambah meriah dengan penampilan dari seniman-seniman yang memukau. Sandra Hamel dari Belgia yang membawakan pertunjukan yang unik dengan menggunakan kertas dan kardus yang sudah tidak terpakai dibalut dengan alur cerita yang penuh makna untuk peduli pada alam serta selipan humor yang membuat pertunjukannya jadi makin menarik. PM Toh yang mendongeng sambil memakai alat peraga seadanya dan justru alat peraga serta spontanitasnya dalam menceritakan dongeng membuat pengunjung sangat terhibur. Wayang Potehi warisan budaya keturunan Tionghoa. Wayang Sampah yang mengangkat tema mengenai sampah, lingkungan, dan alam, misi dari pertunjukan ini adalah menghimbau agar kita turut melakukan program 3R (Reduce, Reuse, Recycle). Sumarah yang menampilkan gabungan antara dance, music, & visual art yang sangat memukau. Anouk Wilke yang kelahiran Belanda tapi sangat menguasai macam-macam tarian nusantara. Wayang Elektrik garapan seniman I Made Sidia asal Bali yang inovatif membuat pertunjukan wayang ini jadi sangat menarik karena menampilkan siluet wayang. Dan masih banyak lagi penampilan seniman-seniman pada hari kedua International Mask and Puppets Festival 2015 ini. 
Hari terakhir dari festival, tanggal 24 Mei pun tidak kalah meriahnya. Di hari itu ada Ria Enes dan Susan, siapa yang tidak kenal sama Susan? Boneka yang satu itu lucu dan menggemaskan sekali dengan semua kelakarnya. Kemudian ada penampilan dari Komunitas Lima Gunung, paguyuban warga beberapa dusun yang tinggal di daerah yang dikelilingi 5 gunung di Magelang, Jawa Tengah (Merbabu, Merapi, Sumbing, Andong, dan Menoreh). Thomas Herfort juga kembali memberikan pertunjukan boneka yang sangat disukai anak-anak. Satu lagi yang juga menarik di hari terakhir itu adalah Wayang Jurnalis, wayang orang yang diperankan oleh jurnalis dari berbagai media. Bayangin aja ketika para jurnalis mulai dari pimpinan redaksi, editor, sampai reporter memberikan pertunjukan seni dengan gaya khas wartawan, selain itu Wayang Jurnalis juga menampilkan bintang tamu Mario Kahitna.




away from city, enjoy the view, look deep into nature and then you will understand everything better


Tanggal 1 Mei = awal bulan, hari Jumat, dan tanggal merah = long weekend di saat baru gajian hahaha (˘♢˘)
Seketika dapet ide buat ngumpul bareng teman-teman sekuliahan dulu, PCE1003. Itu kan long weekend jadi pasti yang lagi di luar Bandung bisa ikutan juga. Chatting sama Wiwi dan Tutu, kita ingin bikin acara ngumpul kita kali ini anti mainstream, jangan cuma nongkrong doang sambil makan/nonton. Pilihannya tinggal dua, ke pantai atau camping! Hhmmm, berhubung kita udah sering ke pantai bareng jadi yaudah deh kita pilih camping. Ide ini juga didukung sama Mas Agil -sesepuh PCE1003- \(´⌣`\) Dan Gunung Puntang dipilih untuk lokasi camping kita kali ini hehehe Kalau gini berarti ini tuh yang ketiga kalinya aku camping lagi di Gunung Puntang, sebelumnya aku pernah camping di situ sama teman-teman kantor waktu masih kerja di Jakarta dan yang kedua camping sama keluarga juga saudara-saudara. Tempatnya memang sama tapi camping dengan orang yang berbeda pasti bakalan ada cerita dan pengalaman seru yang berbeda juga dong. Yakin nih pengalaman seru? Uumm, gimana yah, sebenarnya agak sedih juga sama ngumpulnya PCE1003 kali ini, karena adanya miss communication jadi agak ada yang ngeganjel gitu, tapi overall sih tetap aja ngumpul bareng mereka itu seru.
Detik-detik sebelum keberangkatan itu rusuh banget! Susah banget buat ngajakin berangkat sesuai jam yang udah ditentukan. Keberangkatan dari daerah Kampus Telkom University di Buah Batu ke Gunung Puntang diputuskan ada 2 kelompok. Kelompok yang pertama itu aku, Tutu, Wiwi, Rahman, Desta, Dhika, dan Iing. Nah kelompok pertama ini rencananya bakalan berangkat jam 2. Kelompok kedua ada Mimie, Mas Agil, Kahfi, Caniga, Icaan. Kenapa dibagi dua? soalnya Mimie dari Jakarta dan Caniga dari Solo akan sampai di Bandung sore, terus si Icaan dengan gerobak pangsitnya (baca: mobilnya) ga tau bakalan sampe jam berapa di Bandung. Ujung-ujungnya sih kelompok pertama berangkat jam 15.30, ngaret banget kan dari rencana awalnya, dan Iing ga jadi ikut berangkat pertama, jadinya ngikut ke kelompok kedua. 
Akhirnya jam 17.30 sampailah kelompok pertama di perkemahan Gunung Puntang dengan disambut gerimis, langsung buru-buru pasang 3 tenda, takut keburu malam, kalau udah gelap pasti bakalan susah buat pasang tendanya. Tenda 1 berhasil dipasang, yeaaay, kita pun bersorak  "ƪ(˘⌣˘)ʃ" ┌(˘⌣˘)ʃ" hari sudah semakin gelap, tenda 2 berasa susah banget didiriinnya, beruntung ada dua orang tentangga tenda sebelah yang dengan baik hati mau bantuin kita pasang tenda. Akhirnya 3 tenda pun sudah terpasang, abis itu kita langsung siap-siap buat bikin makan malam, masak seadanya. Kelompok 2 masih belum muncul juga. 
pasang tenda malem-malem
 












Makan di alam dan ditemani api unggun, walaupun dengan lauk yang seadanya tapi terasa nikmat banget. Ga lama setelah makan, karena udah bingung ga tau mau ngapain lagi sambil nunggu kelompok 2 yang belum datang juga akhirnya kita sepakat buat bakar-bakaran. Bukan, bukan bakar tenda atau bakar orang kok, tapi bakar sosis hehehe Yaa, pas bakar sosis ini cukup menghiburlah, bakar sosis pake pasak yang diikatkan ke kayu, kurang konyol apa lagi coba kita ini? Tapi kalau lagi di alam dengan peralatan yang seadanya seperti itu, kita memang harus mengeluarkan kreativitas tanpa bantas dong, biar bisa tetap survive hahaha
Jam menunjukan pukul 11 lewat, kita udah pada kenyang banget dan kalau kenyang pasti berbanding lurus dengan mata yang semakin berat alias ngantuk. Semuanya pada masuk ke tenda buat siap-siap tidur. Nyaris terlelap, dan saat itu datanglah kelompok 2. Mereka langsung menyalakan api unggun dan berniat buat ngobrol-ngobrol dulu. Kelompok 1 yang memang udah kecapean duluan, menolak untuk ikutan, udah pada keburu tepar. Yaah, jadi gagal lah kebersamaan kita di malam itu.
Paginya kita bareng-bareng masak buat sarapan, setelah sarapan kita memutuskan buat main air di sungai yang ada disana. Dan ga lupa buat foto-foto juga pastinya. 
   
 




 
waktunya pulang..
Menghilang sejenak dari kehidupan kota, menikmati pemandangan, menyatu dengan alam, dan kita akan merasa fresh kembali! Paling seneng kalau udah ngumpul di alam bersama teman-teman \(´▽`)/







Dari Cafe Uji Nyali sampai Euforia KAA ke 60


Awalnya ga ada rencana sama sekali buat MeetUp di malam itu, Sabtu 25 April 2015. Kedatangan Chris dan Deri ke Bandung yang akhirnya bikin kita MeetUp dadakan. Jarang-jarang orang sibuk kaya mereka main ke Bandung. Awalnya aku sempet galau buat ikutan MeetUp, jam 6 sore masih ada di rumah, ngebayangin jalanan Bandung yang macet di saat malam minggu itu yang bikin ragu buat ikutan  (´⌒`)
Tapi kesempatan ini ga boleh dilewatin gitu aja, yakin, pasti bakalan seru kalau ikutan MeetUp. Dan akhirnya diputuskanlah buat ngumpul sekaligus makan di Cafe Uji Nyali, tempat makan yang menyuguhkan konsep horor, dekorasi yang serba hantu dan nama menu makanan serta minumannya berbau mistis. Ga cukup sampai disitu, di cafe ini juga ada wahana uji nyalinya! Hahaha tuh kan, untung aja jadi ikutan ngumpul, udah kebayang keseruannya.

                       

Gara-gara macet akhirnya sekitar jam setengah 9 kita baru sampai di Cafe Uji Nyali, perut udah kelaparan dan langsung deh semuanya pilih makanan masing-masing. Makanan yang kita order datangnya agak lama, tapi ga masalah, kita udah duluan keasyikan cerita-cerita ngobrolin apa pun, becanda-becanda ga karuan, khas banget kalau kita ngumpul pastinya ya kaya gini nih, bikin waktu nunggu makanan juga jadi ga kerasa.

Makanan habis dan udah puas juga ngobrol-ngobrol, cafe ini tutup jam 24.00, masih ada waktu sebentar lagi sebelum cafe ini tutup dan ga lengkap kalau ke sini tapi ga coba masuk ke wahana uji nyalinya. Untuk masuk ke wahana cuma bisa maksimal 4 orang, jadi kita yang datang berombongan ini harus dibagi jadi beberapa kelompok. Aku sama Tutu, dua orang cewek manis ini dengan yakin menolak buat masuk wahana, tapi apa daya, yang lain keukeuh maksa kita buat ikutan masuk. Yaudahlah ya, dengan berat hati akhirnya kita juga ikutan masuk. Begitu masuk, mata kita langsung ditutup pakai kain, diberi arahan hal-hal yang ga boleh kita lakukan di dalam, lalu kita dibawa masuk semakin dalam ke wahana. Jujur, setelah kain penutup mata dilepas aku tetap ga bisa lihat apa-apa, mataku terpejam dengan rapat *ketakutan* hahaha
Semua urusan di Cafe Uji Nyali udah beres, kita ga langsung pulang, tapi berencana buat mampir ke Jln. Asia Afrika, biar kekinian, ikut-ikutan euforia peringatan KAA ke 60 itu. Karena udah dini hari, kita kira disana udah ga akan ada banyak orang, tapi dugaan kita salah besar, Jln. Asia Afrika dan Alun-alun Bandung masih aja dipenuhi orang-orang yang semuanya nampak asyik foto-foto, bahkan keluarga dengan anak kecil pun juga masih banyak yang berkeliaran di sana. 
 






Bener-bener salut deh sama Pak Ridwan Kamil, beliau berhasil bikin Bandung yang emang udah keren, jadi makin keren lagi khususnya dalam segi penataan kota  d(。♥‿♥。)b
        
 

         

 



Bandung dan sahabat, perpaduan yang pas untuk membuat kenangan yang tidak akan pernah terlupakan!



Langganan: Postingan ( Atom )

About This Blog

Blog ini isinya random abis. Jadi nikmati aja apa adanya semua postingan yang ada di sini ya ;) hehe

About Me

Unknown
Lihat profil lengkapku

Find Me

Facebook  Twitter  Google+ Instagram Path Yahoo

Blog Archive

  • ▼  2015 (21)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  Juli (4)
    • ►  Juni (6)
    • ▼  Mei (4)
      • International Mask & Puppets Festival 2015
      • Unforgettable Friendships: Camping
      • itb
      • Unforgettable Friendships: MeetUp Dadakan
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (2)
  • ►  2014 (3)
    • ►  Desember (3)
  • ►  2013 (13)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  April (9)
    • ►  Februari (1)
  • ►  2012 (25)
    • ►  Desember (4)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (7)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (7)
    • ►  Maret (3)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2011 (24)
    • ►  November (22)
    • ►  Oktober (2)
  • ►  2010 (14)
    • ►  Desember (5)
    • ►  Oktober (5)
    • ►  September (4)

Popular Posts

  • (>o<)b
  • ~~Pengulangan~~
  • Membuat Blog
  • Perubahan
  • Spring date

Labels

  • Camping
  • Festival
  • Kota Baru Parahyangan
  • MeetUp
  • Unforgettable Friendships

Instagram

Contact Us

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.

About

Tessa Aulia

Create Your Badge
Copyright 2014 :●๋• Tessa Aulia •●๋:.
Blogger Templates Designed by OddThemes