Puncak Bintang, Bukit Moko, Bandung

Sebenarnya rencana awal aku, tutu, rahman, desta, dan mas agil untuk jalan-jalan di hari Minggu, 11 Oktober 2015, itu ke Tebing Keraton, tapi untung saja desta sempat browsing dan dapat info kalau ternyata Tebing Keraton lagi ditutup sementara selama bulan Oktober ini karena sedang direvitalisasi baik dari segi ekosistem maupun sarana dan prasarananya. Jadi kita geser aja rencana main ke sana setelah Tebing Keratonnya dibuka kembali.
Akhirnya diputuskanlah untuk berburu sunrise di Puncak Bintang, Bukit Moko. Kita sepakat untuk kumpul di Kosan Garuda –kosannya desta dan mas agil- dan berangkat pukul 04.00. Dan sudah bisa ditebak, ujung-ujungnya pasti kita ngaret berangkatnya haha. Pukul 04.30 setelah sholat subuh, barulah kita berangkat dari daerah Buah Baru dengan mengambil arah ke jalan Padasuka.
Puncak Bintang atau Bukit Moko?
Dulu orang-orang mengenal tempat itu hanya dengan sebutan Bukit Moko, sebuah bukit di dekat Warung Daweung Moko. ‘Daweung’ yang dalam bahasa sunda artinya ‘melamun’ mungkin dimaksudkan kalau warung ini sangat pas sekali sebagai tempat untuk melamun karena berada diketinggian dan orang yang datang ke situ akan disuguhi pemandangan yang menakjubkan.
Nah, kalau Puncak Bintang mungkin masih terdengar agak asing kali ya. Sebenarnya Puncak Bintang itu ya Bukit Moko juga. Puncak Bintang adalah nama yang diresmikan tahun 2014 lalu, tempat yang dulunya hanya berupa hutan pinus ini kini disulap menjadi area wisata yang menarik, selain menyajikan pemandangan alam yang indah, tersedia juga jogging track sampai ke Patahan Lembang yang berjarak sekitar 45 menit, di puncak ini juga terdapat lambang bintang yang super besar, serta area camping yang cukup untuk mendirikan beberapa tenda.
Dari Warung Daweung Moko, cukup berjalan sedikit lagi untuk sampai di pintu masuk Puncak Bintang. Di sini kita dikenakan biaya Rp. 10.000,-/orang untuk tiket masuk. Dan langsung deh kita foto-foto, narsisnya pada keluar semua ditambah memang di sini banyak sekali spot foto yang keren. Kemudian menaiki tangga lalu kita akan sampai di lambang bintang yang merupakan puncak tertinggi dari Puncak Bintang. Saat kami ke sana, terlihat beberapa tenda di area camping hutan pinus, rupanya ada yang sedang berkemah. Bisa dibilang memang berkemah adalah pilihan yang tepat kalau kita mau benar-benar menyaksikan keindahan alam dari Puncak Bintang ini. Di sana kita bisa melihat kota Bandung sejauh 180⁰, maka sunset dan sunrise bisa terlihat dari sini. Akan bagus sekali kalau kita datang di sore hari, mendirikan tenda sambil menanti sunset, bermalam di tenda sambil menikmati citylight Bandung, dan kemudian subuhnya kita bisa langsung melihat sunrise.
Foto-foto sambil menikmati alam disini sangat menyenangkan, waktu seperti berlalu dengan cepat. Karena sudah semakin siang, maka kita memutuskan untuk pulang. Next time, mungkin kita akan coba untuk berkemah di sini, pasti bakalan seru banget.
Cara ke Puncak Bintang, Bukit Moko?

Tidak ada kendaraan umum yang pasti, jadi harus membawa kendaraan sendiri, baik itu motor atau mobil yang siap dengan medan menanjak curam. Ada juga orang yang memilih jogging atau naik sepeda. Untuk mencapai Puncak Bintang, ada beberapa alternatif jalan tapi yang paling direkomendasikan adalah melalui jalan Padasuka. Jalur menuju ke sana sudah memiliki jalan yang bagus. Arahkan kendaraan kalian ke Saung Angklung Udjo, Puncak Bintang berada sekitar 30 menit dari situ kalau menggunakan kendaraan. Ikuti saja jalan yang terus menanjak itu, kemudian kita akan menjumpai deretan warung-warung makan yang bertuliskan Caringin Tilu atau biasa disebut Cartil, pemandangan Bandung yang terlihat dari Cartil sangat indah, tapi jangan berhenti sampai di situ, percayalah, pemandangan dari Puncak Bintang jauh lebih indah, jadi ayo lanjut lagi jalannya yang semakin atas semakin menanjak itu. Dari kejauhan kalian akan melihat lambang bintang yang menandakan kalau Puncak bintang sudah semakin dekat. Hingga kemudian kalian akan menemukan petunjuk arah yang menunjukan arah kiri untuk Warung Daweung dengan jalanan yang lagi-lagi menanjak. Bagi yang membawa mobil kalian hanya bisa memarkirkan mobil kalian di situ, tidak bisa di bawa naik lagi. Tenang, itu adalah tanjakan terakhir yang tidak terlalu jauh sebelum akhirnya sampai di Warung Daweung. Bagi yang membawa motor, kalian bisa mengarahkan motor kalian kearah tanjakan kiri itu kemudian parkir di dekat Warung Daweung.

Share this:

1 komentar:

komentar,,komentar...